Senin, 23 Mei 2011

Napabale, Lukisan Vagina Alam


Napabale adalah air laut yang dijebak cincin karang. Membentuk Napabale seperti cawan. Air berkubang luas dan dalam, dilingkari bukit-bukit karang yang tinggi, terjal.

Bukit rimbun menghijau nan kokoh seperti benteng penjaga, yang menjaga Napabale; Lukisan Vagina Alam.

Wolfgang Beck, peneliti evolusi layang-layang asal Jerman yang pernah tiga kali kesana, menyebutnya Napabale Laguna. Wolfgang yang juga fotografer professional bahkan mengabadikannya dalam sejumlah fotografi dan koleksinya itu dibuatkan artikel pada sebuah tabloid Jerman.Tak cuma itu, ia juga memamerkannya di internet melalui situs pribadinya.

Napabale terletak di tebing tinggi Lohia, dekat pantai persis menghadap pemandangan Selat Buton. Air laut mengalir lewat goa-goa kecil di kaki bukit karang. Bentuknya seperti tube fallopi, menjadi lorong jutaan sperma kehidupan laut Selat Buton berenang mencari tempat paling aman mempertahankan keberlanjutan genetiknya.

Napabale kemudian menjadi plasma nutfah, rahim yang melairkan jutaan bayi bagi Mr Selat Buton. Tidak mengherankan Napabale punya koleksi spesies yang beragam. Keragaman itu menciptakan dunia tersendiri di dasar Napabale.

Ditambah ukiran alam bukit Lohia dan didandani beragam keunikan jenis pohon, ruput dan bunga, berpadu sempurna menciptakan panorama indah nan menawan. Airnya biru, berselimut bukit menghijau. Teduh, tegar, mengagumkan.

Sebenarnya, Napabale seperti lukisan. Dilukis angin dan ombak, panas dan dingin, jutaan tahun yang lampau. Ya, lukisan yang diwariskan purbakala. Seberapa arif masyarakat Muna modern dibanding moyang purbanya, akan sangat menetukan apakah Napabale dapat diwariskan kembali pada generasi berikutnya. Atau hanya cukup untuk kita.

Keunikan lainnya, Napabale memadukan dua obyek wisata yaitu danau dan pantai. Dari danau, bisa bertualang melalui goa, lalu keluar menuju tepi pantai. Pantai berpasir tempat orang berjemur, bermain ombak atau boneka pasir.

Bagi yang tidak suka menantang ombak , bisa kembali ke danau yang tenang, bermain diatasnya dengan sampan atau menjelajah di kedalamannya dengan snorklin, menikmati pemandangan bawah air yang menakjubkan. Atau menjelajahi goa-goa karang dengan stalaktik dan stalakmit.

Tapi hati-hati, air pasang bisa menutup goa lalu mebenamkannya dibawah air. Goa hanya dapat dijelajahi pada saat air surut, jadi perlu mencatat waktu pasang surut melalui warga setempat.

Dari kota Raha, Napabale dapat ditempuh melalui jalan darat atau laut. Melalui darat, dapat ditempuh sekitar 30 menit dengan berkendaraan. Jalan kaki tentu lebih lama lagi. Lewat laut dapat menyewa katinting tidak sampai 15 menit, sampai.***

0 komentar:

Posting Komentar